![]() |
رِحْلَةُ الْوَدَاعِ فِي مَدِينَة الْحَبِيب
Bismillah ar-Rahman ar-Rahim.
Malam ini, shalat terakhirku bersama jemaah umrah full Ramadhan kami di Masjid an-Nabawi. Aku dan jemaah memilih shalat di hamparan karpet pelataran Masjid yang dekat pintu pagar sejajar hotel kami, yaitu pintu pagar nomor 329.
Padahal sebaik-baik shalat lelaki adalah shaf yang paling depan. Hotel kami berada di sebelah utara Masjid, yaitu bagian ekor berdasarkan posisi arah kiblat.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
خَيْرُ صُفُوفِ الرِّجالِ أوَّلُها، وشَرُّها آخِرُها، وخَيْرُ صُفُوفِ النِّساءِ آخِرُها، وشَرُّها أوَّلُها.
"Sebaik-baik shaf laki-laki adalah yang paling depan, dan seburuk-buruknya adalah yang paling belakang. Sebaik-baik shaf perempuan adalah yang paling belakang, dan seburuk-buruknya adalah yang paling depan." (HR. Muslim, no. 440)
Kenapa demikian kami pilih jauh di belakang? Karena kami telah check out dari hotel. Setelah shalat, akan keluar bersama barang-barang menuju restoran nasi mandi (masakan khas Arab) untuk makan malam. Kalau makan siang tadi, kami masih dapat jatah dari hotel.
Setelah itu kami menuju Prince Mohammad bin Abdulaziz International Airport (Bandar Udara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz) Madinah. Dijadwalkan pesawat yang akan kami tumpangi take off setelah shalat shubuh.
Karena kondisi demikian, aku dan jemaah memilih shalat di tempat disebutkan tadi. Kondisi tertentu atau darurat, membolehkan kita meninggalkan amal-amal tambahan yang memiliki keutamaan.
Dalam shalat berjamaah di Masjid al-Haram dan Masjid an-Nabawi, sering kita tak tuntas menyelesaikan zikir selesai shalat fardhu. Karena sering ada shalat jenazah setelah salam. Setelah kita melakukan shalat sunnah rawatib. Apalagi di Masjid al-Haram yang sering ada pembubaran setelah salam shalat fardhu.
Dari Uqbah bin al-Harits radhiyallaahu anhu, ia berkata:
صَلَّيْتُ ورَاءَ النبيِّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ بالمَدِينَةِ العَصْرَ، فَسَلَّمَ، ثُمَّ قَامَ مُسْرِعًا، فَتَخَطَّى رِقَابَ النَّاسِ إلى بَعْضِ حُجَرِ نِسَائِهِ، فَفَزِعَ النَّاسُ مِن سُرْعَتِهِ، فَخَرَجَ عليهم، فَرَأَى أنَّهُمْ عَجِبُوا مِن سُرْعَتِهِ، فَقالَ: ذَكَرْتُ شيئًا مِن تِبْرٍ عِنْدَنَا، فَكَرِهْتُ أنْ يَحْبِسَنِي، فأمَرْتُ بقِسْمَتِهِ.
"Aku shalat Ashar di Madinah di belakang Nabi shallallahu alaihi wasallam. Setelah salam, beliau segera bangkit dengan cepat, lalu melewati pundak orang-orang menuju salah satu kamar istri beliau. Orang-orang pun terkejut dengan kecepatan beliau. Kemudian beliau keluar menemui mereka, dan melihat mereka heran atas sikapnya. Maka beliau bersabda: "Aku teringat ada sepotong emas di rumah, dan aku tidak suka jika hal itu menahanku (hingga waktu malam), maka aku pun memerintahkan untuk membagikannya." (HR. Al-Bukhari no. 851)
Setiap perjalanan memiliki maknanya tersendiri. Malam ini, aku dan jemaah bukan hanya menjalani perjalanan fisik menuju tanah air, tetapi juga perjalanan spiritual meninggalkan kota yang penuh berkah. Semoga Allah subhanahu wa ta'ala menerima amal ibadah kami, dan memberikan kesempatan untuk kembali menjejakkan kaki di Tanah Suci ini.
اللَّهُمَّ لا تَحْرِمْنَا زِيَارَةَ بَيْتِكَ الحَرَامِ، وَمَسْجِدِ نَبِيِّكَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ، وَاجْعَلْ آخِرَ كَلامِنَا مِنَ الدُّنْيَا: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ
"Ya Allah, janganlah Engkau haramkan kami dari mengunjungi Baitullah yang suci dan Masjid Nabi-Mu shallallahu alaihi wasallam. Jadikanlah akhir perkataan kami di dunia ini 'Laa ilaaha illallah'."
Amiin, wahai Rabb Pemilik langit dan bumi.
Madinah, Kamis, 5 Syawwal 1446 H / 3 April 2025 M
Zulkifli Zakaria
Tulisan ini bisa dibaca di
http://mahadalmaarif.com