![]() |
oleh ReO Fiksiwan
Dalil Lailatul Qadar dalam Quran(https://quran.nu.or.id/al-qadr) memberi petunjuk bahwa satu malam di bulan Ramadhan sangat istimewa dalam kalender Islam — selain malam penuh rahmat — yang diyakini sebagai malam turunnya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW.
Malam ini dipercaya memiliki kekuatan spiritual yang sangat besar, dan banyak umat Islam yang berusaha untuk memaksimalkan ibadah mereka pada malam ini.
Satu keistimewaan puasa dan ibadah yang dilakukan selama Ramadan yang memiliki pengaruh fisiologis yang signifikan pada tubuh manusia. Puasa dapat mempengaruhi kadar gula darah, tekanan darah, dan fungsi ginjal.
Selain itu, puasa juga dapat mempengaruhi produksi hormon, seperti insulin dan leptin, yang berperan dalam regulasi metabolisme dan berat badan.
Ibadah, seperti shalat dan dzikir, juga dapat mempengaruhi fisiologi tubuh. Aktivitas fisik yang dilakukan selama ibadah dapat meningkatkan kadar adrenalin dan dopamin, yang berperan dalam regulasi emosi dan motivasi.
Selain itu, ibadah juga dapat mempengaruhi fungsi otak, seperti meningkatkan aktivitas otak pada daerah yang berhubungan dengan emosi dan spiritualitas.
Lailatul Qadar memiliki pengaruh psikologis yang signifikan pada umat Islam, khusus dan sangat eksklusif pada mereka yang mengimaninya(https://quran.com/id/sapi-betina/183-187).
Malam-malam ganjil — 21, 23, 25, 27, 29 Ramadhan — sesuai hadis Rasulullah, dipercaya sebagai malam yang penuh berkah dan ampunan. Dan pada 10 malam akhir Ramadhan terdapat fasilitas ibadah itikaf yang mendorong banyak umat Islam merasa lebih dekat dengan Allah SWT(https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-7268280/5-dalil-iktikaf-ramadan-dalam-al-quran-dan-hadits/amp).
Perasaan ini dapat mempengaruhi motivasi dan komitmen umat Islam — tentu disyaratkan oleh keimanan yang teguh — untuk melakukan ibadah dan amal shaleh sebagaimana diperintahkan oleh Allah SWT.
Selain itu, Lailatul Qadar juga dapat mempengaruhi emosi dan perilaku umat Islam. Malam ini dapat membangkitkan perasaan syukur, sabar, dan tawadhu, yang dapat mempengaruhi perilaku sehari-hari.
Perilaku yang lebih baik ini dapat mempengaruhi kualitas hidup umat Islam dan meningkatkan kesadaran spiritual mereka.
Lailatul Qadar memiliki esensi spiritual yang sangat besar, yang dapat mempengaruhi fisiologi dan psikologi umat Islam.
Puasa dan ibadah yang dilakukan selama Ramadan, termasuk Lailatul Qadar, dapat mempengaruhi fisiologi tubuh dan meningkatkan kesadaran spiritual.
Selain itu, Lailatul Qadar juga dapat mempengaruhi emosi dan perilaku umat Islam, sehingga mereka dapat menjadi lebih dekat dengan Allah SWT dan meningkatkan kualitas hidup mereka.
Dari perspektif neurosains, esensi Lailatul Qadar dapat dipahami pada beberapa aktivitas otak dan sangat mempengaruhi sistem limbik, yang berperan dalam regulasi emosi, motivasi, dan memori.
Aktivitas spiritual yang dilakukan pada malam ini, seperti shalat dan dzikir, dapat meningkatkan aktivitas otak pada daerah yang berhubungan dengan emosi dan spiritualitas.
Kemudian, Lailatul Qadar pun dapat mempengaruhi sistem saraf parasimpatis, yang berperan dalam regulasi fungsi tubuh yang tidak sadar, seperti detak jantung dan pernapasan.
Dengan demikian, aktivitas spiritual yang dilakukan pada malam ini dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis yang dapat menimbulkan perasaan tenang dan damai.
Faktor lainnya, Lailatul Qadar dapat mempengaruhi proses konsolidasi memori yang berperan dalam memindahkan informasi dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.
Aktivitas spiritual dalam proses konsolidasi memori dapat memperkuat ingatan dan memori tentang pengalaman spiritual.
Simpulan perspektif neurosains, esensi Lailatul Qadar dapat dipahami sebagai pengalaman spiritual yang dapat mempengaruhi sistem limbik, sistem saraf parasimpatis, dan proses konsolidasi memori.
Aktivitas spiritual yang dilakukan pada malam ini — dan ini malam ganjil terakhir(29 Ramadhan) — bisa meningkatkan aktivitas otak pada daerah yang berhubungan dengan emosi dan spiritualitas serta menumbuhkan perasaan tenang dan damai.