![]() |
Oleh : Zahir Mahzar
Hikmah Ramadhan 27
تَنَزَّلُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَابِاِذْنِ رَبِّهِمْ ۚ مِّنْ كُلِّ اَمْرٍسَلٰمٌ ۛ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
(Pada malam itu) turun para malaikat & ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur (suatu urusan). Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar. (QS.97:1-5)
Diantara banyak teori sains yg cukup meyakinkan untuk memahami mekanisme takdir diantara mungkin tak ada yg sebaik fisika kuantum, fisika komputasi, teori string & Teori relativitas untuk membawa manusia ke realitas yg sangat aneh. Jelas sekali bahwa teori² tersebut didasarkan pada penelitian & data² terbaik yg teramati di alam semesta untuk mencari beberapa konstanta alam, semua itu menyiratkan bahwa manusia bukan hanya tinggal dalam tatanan kosmik yg meluas tanpa batas diantara jagad paralel,akan tetapi ada alam semesta yg lain di dalam struktur alam semesta yg lebih besar, katakanlah itu sebagai multiverse demikian hierarki hingga menjadi struktur jagad yg paling besar bernama arsyil adhim (omniverse yg agung) sebagai rekursi dari realitas dunia yg semakin asing & berlipat ganda.
Di dalam sistem dunia yg berlipat² itu terdapat salinan hampir tak terhingga yg tak dapat dibedakan dari diri sendiri,lalu yg manakah dirimu yg sebenarnya untuk menjalani setiap takdir yg mungkin berubah saat Laylatul Qadr ?. Meskipun itu mungkin pertanyaan yg lebih filosofis, ternyata fisika menemukan cara untuk menghitung seberapa banyak salinan itu kehidupan bisa terbentuk & yg memungkinkan pengulangan duplikasi seperti itu adalah waktu. Dari perspektif minimalis, realitas dapat didefinisikan sebagai susunan partikel dalam suatu sistem, karena setiap makhluk hidup memiliki ciri² yg mendefinisikan identitas mereka yg dihasilkan dari susunan partikel tertentu dalam jasad fisiknya. Mungkin ada sesuatu yg kurang dimengerti tentang pembaharuan takdir pada jiwa² yg berbeda di dalam diri manusia yg pernah, sedang & akan hidup di muka bumi.
Pandangan banyak ilmuwan hingga saat ini mengenai hal² yg dianggap ghaib seperti jiwa & interaksinya ternyata dapat diukur & diamati meski terdapat batasan kuantitas materi & energi yg dapat ditampung di dalam batas wilayah ruang berdiameter δ ≈ 85¹⁵ cm ≈ 92,3 milyar tahun cahaya sebagaimana yg di isyaratkan pada surat Ghafir (40) ayat ke-15....
رَفِيْعُ الدَّرَجٰتِ ذُو الْعَرْشِ ۚ
Yg Maha Tinggi derajat-Nya yg memiliki Arsy...(QS.40:15)
Ayat tersebut menunjukkan sudut lingkaran penuh dimana hisabul jumal kata رَفِيْعُ adalah 200 + 80 + 10 + 70 = 360 di ikuti kata الدَّرَجٰتِ yg berarti derajat sehingga 360°. Kata Arsy mengacu pada kata Inggris "arc" (is a part of the circumference of a circle) menjadi indikasi bahwa arsy itu merupakan suatu bentuk kurvatur, yg di isyaratkan nomor surat 40 sebagai derajat perbandingan antara radius alam semesta (ct) dengan radius elektron (r) & antara gaya listrik elektron dengan gravitasi kuantum proton - elektron.
ct/r ≈ e²/4πε₀GMm ≈ 10⁴⁰
Sedangkan hisabul jumal عرش adalah 70 + 200 + 300 = 570 sebagai penyebut 360 diikuti faktor ayat 15 menunjukkan jarak tahun cahaya x = 15(³⁶⁰/₅₇₀)10¹⁵ = 9,473684.10¹⁵ m = 1 tahun cahaya & total ayat pada surat tersebut ada 85 yg diikuti faktor eksponen ayat ke-15 menunjukkan diameter alam semesta δ = 85¹⁵ ≈ 8,735422.10²⁸ cm ≈ 92.333.482.445 tahun cahaya,pada perhitungan kosmologi modern mendapati....
δ = 2cηR̶
= 2cR̶ ₀∫ᵗ {- kα² + ⅓Λα⁴ + ⅓α⁴(ρ₂ - ρ₁)}ˉ⁰·⁵ dα
≈ 92,628 milyar tahun cahaya
Alam semesta mengembang dengan kecepatan klasik rata² ±3,17825c sehingga jika perhitungan diatas ditarik mundur saat ayat tersebut di wahyukan ±1.404 tahun yg lalu maka sangat relevan dengan hasil perhitungan kosmologi modern, laju ekspansi alam semesta kian melambat berbanding lurus terhadap waktu sehingga pada saatnya nanti akan lajunya akan benar² nol sehingga terjadi keruntuhan besar kemudian mengerut yg menyebebkan aliran entropi terbalik diikuti dengan aliran waktu yg juga seperti itu sehingga dengan demikian di tapal batas alam semesta sana, aliran waktu sudah terbalik & dinding waktu itulah yg menjadi sekat antara alam semesta kita dengan alam semesta yg lain. Luas itu menyangkut tentang massa m ≈ (¼H₀)²Gˉ¹δ³ ~10⁵³ kg dengan jumlah kemungkinan aturan permutasi yg mengejutkan bagi setiap partikel tersebut adalah 10¹⁰ˆ²² meskipun jumlahnya besar hampir tidak terhingga,namun itulah kunci untuk memahami percabangan realitas.
Jika semua karakteristik yg membuat seseorang dari tekstur rambut, bintik² kulit, lambaian gerakan, mimik wajah saat emosi dapat diatur oleh susunan & interaksi partikel,maka seseorang dapat direplikasi tanpa henti selama partikel²nya diatur dengan cara yg persis sama. Jumlah partikel yg terbatas di alam semesta yg tidak terbatas memberi tahu kita bahwa konfigurasi partikel ini harus & akan berulang tanpa akhir menciptakan semua peristiwa yg mungkin, dimana dalam setiap alam semesta muncul kesadaran luar biasa bahwa setiap orang dalam jumlah tak terhingga terletak di suatu tempat di luar cakrawala kosmik kita. Akan tetapi seberapa dekat duplikasi kita di jagad parallel secara klasik ?. Menurut perhitungan Andrè Linde pada sebuah jurnal yg terbit 2 April 2010)
S ~ H̃ˉ³e³ᴺ∭ᴴ к²dк log(δ̃̃ɑкˉ¹)
↓
∴ ɳ ≡ eˢ
≈ exp(Ce³ᴺ)
≈ eᵉˆ¹⁸⁰
≈ 10¹⁰ˆ⁷⁰ buah gelembung alam semesta
Ini taksiran jumlah alam semesta dalam satu multiverse sedangkan multiverse bagian dari megaverse dengan hierarki seperti ini : universe ➟ multiverse ➟ megaverse ➟ metaverse ➟ xenoverse ➟ hyperverse ➟ omniverse (العرش العظيم). Ini merupakan bentuk indeterminisme yg pertama kali disorot para pakar filsafat kuantum sebagai kesulitan filosofis interpretatif realisme tentang penggunaan teori relativitas umum untuk mendeskripsikan dunia dalam kerangka takdir. Fisika kuantum menunjukkan bahwa realisme tentang manifold massa sebagai bagian dari entitas alam semesta sangat mengikat eksistensi manusia pada indeterminisme sehingga menimbulkan kesan adanya kehendak bebas namun kebebasannya itu tetap di batasi oleh kondisi tertentu & eksistensi kehendak bebas lainnya....to be continued []