![]() |
Oleh: Aldi Candra
Allah SWT menjelaskan kepada kita selaku orang yang beriman, bahwa kita tidak boleh membeli kesesatan dengan petunjuk, sesuai dengan firman-Nya yang terdapat dalam surah Al-Baqarah ayat 16 yang berbunyi:
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الضَّلٰلَةَ بِالْهُدٰىۖ فَمَا رَبِحَتْ تِّجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ ١٦
Yang artinya: Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka, tidaklah beruntung perniagaannya, dan mereka bukanlah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.
Di dalam kitab Tafsir Jalalen yang di karang oleh Syekh Imam Jalaluddin Muhammad bin Ahmad Al-Mahalli dan Syekh Imam Jaluddin As-Suyuti menafsirkan ayat اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ اشْتَرَوُا الضَّلٰلَةَ بِالْهُدٰىۖ dengan tafsiran mereka menukar kesesatan dengan petunjuk, فَمَا رَبِحَتْ تِّجَارَتُهُمْ mereka menafsirkan yang artinya, mereka tidak menang di dalamnya, melainkan kalah nasib dan masuk neraka abadi. (وَمَا كَانُوْا مُهْتَدِيْنَ) Mereka menafsirkan dengan apa yang mereka perbuat.
Sedangkan menurut Tafsir Showi yang di karang oleh Syekh Imam Ahmad bin Muhammad As Showi, menjelaskan mengenai kalimah (استبدلوهابه) dengan mereka menggantinya dengan itu.
Dengan demikian beliau mengisyaratkan bahwa yang dimaksud dengan pembelian adalah mutlak, akan ditukar, dan yang dimaksud dengan (الباؤ) sudah termasuk dalam harga. Dan yang dimaksud dengan kesesatan adalah kekafiran, dan yang dimaksud dengan petunjuk adalah keimanan.
Kata-katanya menyiratkan bahwa petunjuk itu ada, kemudian mereka menyingkirkannya dan mengambil kesesatan. Hal ini juga terjadi karena perkataannya, “Setiap anak dilahirkan sesuai dengan fitrahnya sampai orang tuanya yang modern yang mengubahnya menjadi Yudaisme” - mereka berada dalam perjanjian pada hari itu: Bukankah Aku, Tuhanmu? Mereka semua menanggapinya dengan iman.
Sedangkan lafaz ما ربحوا فيها dijelaskan dalam kitab tersebut, apa yang mereka menangkan di dalamnya, sehingga menunjukkan bahwa atribusi keuntungan.
Perdagangan adalah metafora mental dan haknya untuk dikaitkan dengan perdagangan. Sedangkan lafaz بل خسروا artinya, seluruh keuntungan dan modal adalah kerugian permanen (kekal) dan lafaz لمصير هم adalah alasannya.
Maka perumpamaan mereka seperti orang yang memiliki harta yang besar yang berguna dalam hal ini. Dunia dan akhirat, dan dia menukarnya dengan neraka, karena kesesatan adalah sebab untuk masuk ke dalam neraka.
Nah ayat di atas menerangkan kepada kita, untuk tidak boleh mengganti kesesatan dengan petunjuk karena yang demikian itu dapat memasukkan kita ke dalam neraka yang abadi.
*Aldi Candra, Staf Pengajar Madrasatul 'Ulum Lubuk Pandan