![]() |
Sawirman dan Abdurrahman, dua alumni Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua yang sudah lama tak bersua. (foto titip elyas) |
MU-ONLINE -- Di sore yang Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua tampak lebih hidup dari biasanya. Aroma wangi bunga yang dipasang di sekitar area pesantren dan suara tawa kecil para santriwan-santriwati yang sibuk mempersiapkan iringan rebana, menandakan bahwa momen istimewa akan segera berlangsung.
Di balik semua kesibukan tersebut, di kantor sekretariat pesantren, dua sosok yang sudah lama tak berjumpa, Sawirman Tuanku Bagindo dan Abdurrahman Tuanku Majolelo, sedang duduk berbincang. Mereka adalah alumni pesantren, yang pernah berbagi cerita dan mimpi saat masa-masa mondok dulu.
Pukul 16.35 WIB, matahari mulai meredup, memberi nuansa senja yang damai. Di tengah hiruk-pikuk persiapan pernikahan Syifa Fauziah dengan Budiman, B.Sc, mereka duduk berhadapan di sebuah meja kayu yang telah menjadi saksi bisu banyak pertemuan penting.
Sawirman, dengan rambut yang mulai memutih dan senyum hangat, memulai obrolan, "Masih ingat saat kita berdua disuruh bersih-bersih halaman pesantren setiap pagi?"
Abdurrahman tertawa kecil, matanya memandang jauh seolah kembali ke masa lalu. "Tentu saja ingat, Sawirman. Itu adalah bagian dari tanggung jawab kita sebagai santri. Meski dulu terasa berat, sekarang jadi kenangan manis."
Mereka berdua melanjutkan cerita, mengenang suka duka saat masih di pesantren. Mulai dari belajar menghafal Al-Qur'an di tengah malam hingga kenakalan-kenakalan kecil yang pernah mereka lakukan.
Namun, obrolan itu tak berlangsung lama. Suara rebana mulai terdengar mengiringi langkah para santriwan-santriwati yang bersiap menyambut rombongan pengantin.
Sawirman dan Abdurrahman pun tersenyum, menyadari bahwa waktu mereka untuk bernostalgia harus diakhiri. "Sepertinya kita harus melanjutkan cerita ini di lain waktu, sahabat," kata Abdurrahman sambil merapikan sorbannya. "Acara Syifa dan Budiman akan segera dimulai."
Mereka pun bangkit dari kursi, saling merangkul dengan penuh kehangatan. Dengan langkah perlahan, mereka menuju aula utama, di mana Syifa Fauziah, seorang santri yang kini telah tumbuh dewasa dan akan memulai babak baru dalam hidupnya, akan dinikahkan.
Diiringi oleh alunan merdu rebana, pernikahan itu akan menjadi momen yang tak terlupakan, bukan hanya bagi mempelai, tetapi juga bagi seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua.
Pewarta: titip elyas tuanku sulaiman