Akmal Tuanku Sidi dan Tuanku Afredison menyampaikan pesan dan kesan terhadap almarhum Kinuik Tuanku Sidi. (foto ahmad damanhuri) |
MU-ONLINE -- Sejak empat tahun terakhir, H. Kinuik Tuanku Sidi lebih memilih tinggal di rumahnya. Surau Batuang Nagari Koto Baru, tempat dia mengabdi sudah jarang didatanginya.
Faktor lanjut usia, sehingga seluruh anak-anaknya lebih memilih ulama sepuh dan karismatik di VII Koto lama ini, untuk istirahat di rumah.
Memang jarak Surau Batuang dengan rumah keluarganya tak begitu jauh. Masih dalam satu nagari, Koto Baru, Kecamatan Padang Sago.
Ahad 23 Juni 2024 dini hari, pukul 01.36 wib, Kinuik Tuanku Sidi berpulang ke rahmatullah. Dia wafat dalam usia yang cukup sepuh, 95 tahun.
Innalillahi wa innailaihi rajiun. Jagat media sosial WA group dihiasi kabar duka tesebut. Kabar itu begitu cepat menyebarnya, sehingga sejak tengah malam hingga siang menjelang, rumah duka dibanjiri para pelayat.
Ratusan ulama tua dan muda pada berdatangan setelah menerima kabar duka tersebut. Begitu juga niniak mamak, tokoh masyarakat Koto Baru dan nagari lainnya, larut dalam kedukaan yang mendalam.
Pengasuh Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua H. Zainuddin Tuanku Bagindo Basa, Guru Besar Pesantren Darul Ulum Padang Magek, Tanah Datar, H. Ja'far Tuanku Imam Mudo hadir dan ikut berbelasungkawa.
Para ulama Madinatul Ilmi Islamiyah Buluah Kasok, Surau Kubu Ujuang Gunuang, pun banyak datang bertakziah ke rumah duka.
Di VII Koto lama, Kinuik Tuanku Sidi adalah ulama tua. Dia terkenal memimpin dan ulama di Surau Batuang. Dari dulu, Surau Batuang ini tempat orang mengaji.
Jauh. Dari Sijunjung ada santri yang mengaji di Surau Batuang ini. Pun anak-anak Sungai Geringging, Kabupaten Padang Pariaman juga banyak jadi anak siak di Surau Batuang, dibawah asuhan Kinuik Tuanku Sidi.
Tuanku Afredison, salah seorang anak rohani Kinuik Tuanku Sidi menyebutkan, Surau Batuang sudah berkembang sejak dulu.
"Sejak saya kecil, Kinuik Tuanku Sidi sudah aktif mengajar anak siak dan masyarakat di Surau Batuang ini," kata Ketua Komisi II DPRD Padang Pariaman ini.
Menurut dia, Surau Batuang adalah surau nagari. Kinuik Tuanku Sidi melanjutkan estafet kepemimpinan dan keulamaan dari Tuanku Muncak, yang memulai memimpin Surau Batuang.
Afredison yang juga Ketua DPC PKB Padang Pariaman ini menjelaskan, dan minta persetujuan bersama, bahwa kelanjutan Surau Batuang dipegang oleh H. Usman Tuanku Kuniang.
Sepengetahuan Afredison, Kinuik Tuanku Sidi lama mengaji dulunya di Salisikan, Sungai Buluah, lalu di Cacang, Tiku, Kabupaten Agam dan Ujuang Gunuang dengan Syekh Tuanku Panjang.
Seluruh niniak mamak, alim ulama, labai pegawai, urang siak Koto Baru, Walinagari Jolli Eriadi pun serempak mengiyakan, menyetujui apa yang disampaikan Tuanku Afredison tersebut.
Kalimat tahlil, shalawat berkumandang di kediaman Kinuik Tuanku Sidi. Sementara petugas jenazah sedang memandikan, para urang siak dan ulama pun membaca kaji dalam rumah.
Menjelang dishalatkan di Masjid Raya Koto Baru, Akmal Tuanku Sidi, satu dari sekian anak almarhum menyampaikan kesan dan pesan untuk masyarakat dan jemaah.
Sambil berjalan mengiringi jenazah, bacaan shalawat tak pernah putus diucapkan para pelayat yang ikut menshalatkan.
Deretan panjang tampak menghiasi jalan di areal persawahan menjelang sampai ke Masjid Raya Koto Baru.
Dari rumah duka, almarhum diantar lewat shalawatan yang saling sahut bersahut dari pengantar dan masyarakat.
Walinagari Koto Baru Jolli Eriadi yang melepas almarhum ke peristirahatan terakhirnya menyampaikan duka mendalam dari pemerintahan nagari yang dia pimpin.
"Beliau guru kita, mamak kita, inyiak kita. Beliau sangat sayang dan dekat dengan semua orang," katanya.
Mengabdikan dirinya sepanjang hayat untuk masyarakat. "Mari kita ikhlaskan kepergian beliau, dan selalu mendoakannya, semoga husnul khatimah," ulas dia. (ad tuanku mudo)