![]() |
Hafizah, santriwati asal Mentawai yang mondok di Darul Ulum Padang Magek. (ist) |
MU-ONLINE--Lima tahun lalu, Hafizah diantar Sudirman, pamannya ke Pesantren Darul Ulum Padang Magek, Kabupaten Tanah Datar.
Saat itu dia baru tamat SD di kampungnya di Desa Sakaladat, Siberut Barat, Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Jauh juga jarak yang dia tempuh. Lama juga dalam perjalanan. Jika dihitung, dari Simaligi ke Sikabaluan pakai motor boat 6 jam.
Dari Sikabaluan ke Pelabuhan Muaro Padang dengan kapal cepat, butuh waktu 4 jam. Selanjutnya Padang ke Batusangkar sekitar 3 jam.
Butuh waktu lebih kurang 13 jam perjalanan, bagi Hafizah, untuk bisa sampai ke Pesantren Darul Ulum Padang Magek, di Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar.
Semula Hafizah menyangka kampus Darul Ulum ini besar, megah dan modern. Tapi begitu sampai di pondok ini, dia terkejut. Ternyata sangat sederhana. Dilihatnya santri dan santriwati lain biasa saja, bersahaja.
Melihat kondisi seperti ini, Hafizah jadi cepat menyesuaikan diri. Tak lama baginya untuk membaur bersama kawan-kawannya.
Gurunya pun mengaku, Hafizah anak yang pandai. Dia juara di kelas. Baik kelas umum maupun kelas pondok.
"Saya ingin memperbaiki diri. Makanya sengaja menuntut ilmu di pesantren. Saya kira awalnya Darul Ulum itu megah, wah, mahal. Saya kikuk juga. Ternyata bersahaja, penuh kekeluargaan," kata Hafizah yang kini sudah kelas 5 di Darul Ulum.
Insya Allah, dua tahun lagi dia kelas tujuh. Setelah itu akan dilantik jadi ustazah.
Selain itu, setelah kelas enam tahun depan, dia akan ikut ujian akhir tingkat Ulya (SMA). Bisa pula kuliah di UIN Muhammad Yunus Batusangkar, yang kampusnya di Nagari Cubadak, jarak 3 km dari Darul Ulum.
"Saya mau memperdalam ilmu dulu. Saya ingin kuliah, sambil tetap di Darul Ulum menjadi ustadzah. Saya juga ingin tetap memperdalam ilmu di Darul Ulum, yang diasuh Buya H. Jakfar Tuanku Imam Mudo," katanya singkat, ketika ditanya kelak dia mau mengambil profesi apa, dalam menempuh jalan kehidupan. (***)